Pages

Friday, January 13, 2012

10 Alasan Untuk Mematikan AF (Autofocus) Sobat

 Dulu, Autofocus hanyalah angan-angan para fotografer. Namun kini, di era yang serba modern ini, jika Sobat beli kamera dSLR biasanya AF sudah termasuk fitur didalamanya.

 AF dapat mempermudah Sobat untuk memfokuskan subjek secara otomatis, namun itu tidak selalu bekerja dengan sempurna karena terkadang AF dapat salah atau gagal untuk menemukan titik fokus-nya. Disinilah teknologi digital yang tidak selamanya mempermudah kita untuk mendapatkan hasil yang baik.
Dibawah ini adalah sepuluh situasi dimana Sobat harus mematikan autofocus dan kembali menggunakan fokus manual:


1. Ketika cahaya kurang/remang-remang

Dalam cahaya yang rendah, kontras juga ikut rendah, dan AF sangat bergantung pada cahaya dan kontras agar berfungsi dengan baik. Kamera Sobat mungkin telah memiliki lampu AF assist built in. Tapi, bahkan jika Sobat mengaktifkannya, ini tidak akan bekerja dengan maksimal.
Meskipun hasil foto akan terlihat cukup terang, dalam kenyataannya hanya ada sedikit cahaya yang masuk, dan ini  memerlukan eksposur selama kurang lebih 30 detik.

2. Ketika tidak cukup kontras

Jika spot metering AF Sobat mengarah pada sesuatu seperti dinding yang berwarna polos,  kamera akan mustahil untuk fokus, tidak peduli seberapa terang cahaya, lensa tetap akan mencari titik fokus. Jika Sobat malas menggunakan fokus manual, Sobat dapat me re-frame sementara spot fokus kamera Sobat sehingga mengarah pada sesuatu dengan detail dan tekan setengah pada shutter untuk mengaktifkan AF. Kemudian terus tekan setengah tombol shutter untuk mengunci fokus, dan kembali ke komposisi target yang akan dipotret.

3. Memotret satwa liar

Sebagian besar hewan liar memiliki pendengaran yang sangat baik. Tidak peduli seberapa baik autofocus Sobat, tetap itu akan menghasilkan suara ‘klik’. Suara sedikit saja dapat menakuti satwa liar lho!. Matikan AF jika Sobat ingin  memotret kehidupan di alam liar.

4. Memotret landscape /pemandangan

Saat membidik foto landscape biasanya Sobat menginginkan hasil yang tajam mulai dari foreground hingga background. Cobalah matikan AF, lalu lakukan fokus manual. jika sudah, silahkan Sobat tekan tombol shutter untuk menghasilkan gambar fokus … termasuk background yang jauh.

5. Jika Sobat membuat foto HDR

fotografi High Dynamic Range atau disingkat HDR melibatkan pengambilan beberapa gambar dengan adegan yang sama, semua persis sama kecuali eksposur, kemudian semuanya dicampur di depan komputer dengan menggunakan software khusus atau menggunakan photoshop. Disini, sangat penting untuk memiliki fokus identik dalam masing-masing gambar untuk mendapatkan gambar yang tajam secara keseluruhan. Jika menggunakan AF, titik fokus akan lebih sedikit mendapatkan detail subjek, namun dengan fokus manual, Sobat dapat mengatur fokus yang Sobat inginkan.

 6. Bergerak Cepat

Bila Sobat memotret subjek yang bergerak cepat, AF Sobat akan memiliki pekerjaan cukup lama untuk bersaing dengan perubahan jarak, dan sering kali berbuntut pada kegagalan lihat contoh foto dibawah ini. Pada lompatan ini, dalam kompetisi mobil remote kontrol, ini dipotret menggunakan mode burst, dengan AF diaktifkan.
 
 
 
Icoba bandingkan dengan gambar dibawa dimana AF dan mode burst dimatikan, lalu fokus pada tempat di mana sebagian besar mobil mendarat dan Sobat Sobat akan mendapatkan gambar yang lebih baik.
 
7. Memotret dibelakang kaca

Mengambil foto melalui kaca umumnya bukan ide yang baik. Hindari sebisa mungkin. Tapi memang terkadang itu tidak dapat dihindari, misalnya jika Sobat memotret dari dalam pesawat, atau memotret ikan di akuarium. Yang menjadi permasalahan adalah, AF mungkin mengalami refleksi, atau tanda pada kaca. Jadi jangan gunakan AF.

8. foto potret

Aturan yang sudah baku untuk potret adalah fokus pada mata subjek. Apa lagi jika Sobat sering menggunakan aperture yang lebar untuk membuat background out of focus. Tetapi jika Sobat mengambil autofocus pada alis subjek atau ujung hidung, karena dept of field-nya sempit, mata biasanya malah akan menjadi buram.

9. foto Makro

Dengan fotografi makro autofokus akan lebih sulit. Depth of field begitu kecil sehingga kamera tidak tahu apa yang Sobat ingin fokuskan pada lensa. Disini saatnya Sobat mengambil kendali dengan menggunakan fokus manual.

10. Komposisi dengan “Rule of Thirds ‘

Banyak kamera yang memiliki titik autofocus tetap di tengah viewfinder. Ini berarti bahwa jika Sobat mengkompoisisi dengan subjek Sobat di salah satu posisi klasik ‘rule of thirds’ kemungkinan subjek akan keluar dari fokus dan tentu saja hasilnya adalah buram.

Jadi kesimpulannya, Autofocus itu  sangat bermanfaat tapi Seorang fotografer yang handal tahu kapan harus mengambil kontrol dari kamera untuk mendapatkan gambar bagus dalam situasi yang menantang.

Sumber  http://weddingkumagazine.wordpress.com

No comments:

Post a Comment